whatwonderfullworld.com – Perdana Menteri India, Narendra Modi, dengan semangat mengakhiri pertemuan KTT G20 di New Delhi pada hari Minggu. Pertemuan kali ini, yang berfokus pada tema ‘One Future,’ menghadirkan visi yang kuat bagi masa depan global yang lebih baik.
Sesi ketiga KTT G20 menjadi sorotan utama, di mana anggota G20, termasuk Presiden RI Joko Widodo yang didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, berdiskusi tentang tantangan masa depan bersama. Dalam pertemuan tersebut, anggota G20 menyampaikan visi dan ajakan bersama untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan inklusif.
PM Modi menekankan pentingnya pendekatan inklusif dalam pembangunan global. G20 ditargetkan untuk menjadi kelompok yang inklusif, ambisius, dan berkomitmen pada tindakan nyata. Ini menggambarkan perhatian yang diberikan terhadap pembangunan di negara-negara selatan, yang aktif disuarakan oleh anggota G20.
Sebelumnya, pada hari Sabtu, kesepakatan tercapai terkait Deklarasi Pemimpin G20 New Delhi, yang terdiri dari 12 bagian dan 83 paragraf. Dokumen tersebut mencakup berbagai komitmen anggota G20 terkait pertumbuhan global, pencapaian SDGs, ekonomi berkelanjutan, multilateralisme, transformasi teknologi, perpajakan internasional, kesetaraan gender, keuangan, kontra terorisme, dan upaya menciptakan tatanan global yang lebih inklusif.
Dalam KTT G20 New Delhi, Indonesia aktif mendukung prioritas Presidensi India dengan mempertahankan pendekatan inklusif. Indonesia juga memastikan komitmen KTT G20 Bali diimplementasikan, terutama dalam sektor Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi Digital, dan Transisi Energi.
Indonesia memegang peran strategis dalam G20 sebagai jembatan antara negara maju dan berkembang serta sebagai representasi suara the Global South. Hal ini memungkinkan Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara kelompok negara berbeda dalam G20.
Presiden Joko Widodo juga menyoroti tiga kunci pembangunan dunia, yaitu stabilitas, solidaritas, dan kesetaraan. Dia menekankan perlunya stabilitas melalui dialog dan kerja sama yang berkelanjutan, serta mengakhiri dikotomi utara-selatan, maju-berkembang, dan timur-barat. G20 diharapkan mendukung partisipasi negara berkembang dalam rantai pasok global dengan prinsip kesetaraan, inklusivitas, dan keadilan.
Selanjutnya, Presidensi G20 pada tahun 2024 akan beralih ke Brazil setelah serah terima dari PM Modi kepada Presiden Brazil Lula da Silva. Dengan demikian, Indonesia menyelesaikan masa kepemimpinan Troika G20 dan akan digantikan oleh Afrika Selatan sebagai Presidensi G20 tahun 2025. G20 juga telah menetapkan bahwa Amerika Serikat akan memegang Presidensi G20 kembali pada tahun 2026.
Pertemuan ini memberikan harapan besar bagi masa depan kolaborasi global dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks. KTT G20 New Delhi telah membawa komitmen dan visi bersama untuk dunia yang lebih baik dan inklusif.