whatwonderfullworld.com – Pengamat politik dari Political Statistics (Polstat), Apna Permana menilai sulit bagi duet Ganjar Pranowo-Erick Thohir mendapat restu untuk diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Duet ini dimunculkan Partai Amanat Nasional (PAN) usai rakornas di Semarang, Minggu (26/2/2023) kemarin.
Namun, duet Ganjar-Erick belum menjadi keputusan resmi PAN untuk diusulkan di musyawarah KIB bersama Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurut Apna, duet Ganjar-Erick akan sulit untuk mendapat restu dari Golkar.
Terlebih, Golkar sudah memutuskan nama Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai bakal calon presiden yang akan mereka usung.
“Ganjar-Erick sulit untuk mendapatkan restu dari partai-partai besar seperti Golkar dan PPP. Terlebih, Partai Golkar sudah memutuskan capres mereka Airlangga Hartarto,” kata Apna pada wartawan, Senin (27/2/2023).
Apna menilai duet Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir hanya ramai dan besar di media sosial. Sebab, keduanya diketahui memang aktif di media sosial.
Di sisi lain, Golkar juga tak akan mudah mengganti nama kandidat yang akan mereka usung di Pilpres 2024. Sebab, keputusan pengusungan Airlangga sudah disetujui melalui musyawarah nasional (Munas) partai. Menurutnya, hal itu juga bakal berlaku di internal PPP.
Apna Permana menilai baik Golkar dan PPP merupakan partai politik besar yang lahir sebelum masa reformasi di Indonesia. Ia justru menyarankan agar kedua partai ini mendorong kader terbaiknya untuk bisa maju di Pilpres 2024.
Selain itu, munculnya nama Ganjar Pranowo juga bakal menyulitkan Golkar dan PPP memberi restu pada duet Ganjar-Erick. Sebab, Ganjar sendiri saat ini masih menjadi kader PDI Perjuangan.
Apna mengaku, meskipun sulit mendapat restu, namun peluang keduanya untuk maju memang masih ada. Terlebih, dinamika politik di Indonesia sangat dinamis dan kerap memunculkan kejutan.
“Politik dinamis, masih banyak waktu yang mungkin terjadi,” tegasnya.