Oleh: Lalu Mara Satriawangsa (Politisi Partai Golkar)
Seperti biasanya, tulisan-tulisan Pak Dahlan Iskan selalu memanjakan mata, menatap lama gawai membaca utuh tulisan sampai habis. Sebagai wartawan senior dan pemilik media ternama, pak Dahlan memang sangat produktif menulis.
Tulisan-tulisan pak Dahlan, baik itu reportase, analisis, opini, semuanya ‘renyah’, mengalir, bernas, tentunya up to date. Pak Dahlan seperti memberikan ruh pada tulisannya sehingga menarik, tidak bosan, kadang disisipi guyonan.
Tapi kali ini izinkan saya tergelitik dengan tulisan Anda. Pak Dahlan. Bapak terlalu ‘genit’! Menyorong ‘Munaslub Golkar Untuk Kendaraannya Ganjar, ‘atau Ganjar dilewatkan Golkar saja! Bagaimana cara menundukkan Golkar. Untuk apa pak?
Bukankah pak Jokowi dan Ganjar Pranowo atau pak Jokowi adalah kader tulen PDIP? Jadi buat apa diseret-seret ke Golkar. Okelah, kalau soal rumor — otak-atik capres, si A bakal menarik dipasangkan dengan B, atau jangan-jangan B justru akan moncer jika berduet dengan C. Partai ini dukung capres A, atau akan koalisi dengan yang lain. Itu sah-sah saja.
Tapi kalau tulisan insinuatif bahwa Golkar ‘bisa’ ditundukkan, mendorong-dorong tokoh di luar agar bisa nyapres dari Golkar, apalagi bawa-bawa Munaslub, pak Dahlan offside!
Pak Dahlan terlalu menyederhanakan masalah. Sebagai partai pemenang nomor 2 di Pemilu 2019, Golkar punya marwah, punya aturan main. Sebagai wartawan senior, apalagi mantan Menteri BUMN, pak Dahlan mestinya tahu bahwa setiap organisasi, apalagi partai politik punya aturan. Pun dengan Golkar.
Di Golkar, ada mekanisme organisasi bahwa setiap keputusan diambil dalam forum Rapimnas, tertinggi Munas. Dari situ sudah ditetapkan keputusan partai bahwa capres Golkar namanya Airlangga Hartarto.
Soal Munaslub yang disorong-sorong aturannya juga jelas. Argumen memobilisasi begal partai untuk ‘proyek’ Munaslub lewat iming-iming Rp1 T, bukankah ini sebuah ejekan serius.
Sepanjang kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto belum melakukan pelanggaran (prestasi, loyalitas dan tidak tercela) sehingga perlu digelar Munaslub. Jadi buat apa Munaslub?
Keberadaan Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sejatinya adalah wadah perkumpulan. Para elite partai ini baru kumpul-kumpul, ngobrol santai, menyamakan persepsi, bebas menyampaikan pikiran. Tapi poinnya tetap taat dan patuh pada aturan organisasi masing-masing.
Soal siapa capres yang bakal diusung? Tenang, Belanda Masih jauh Pak Dahlan! Ojo kesusu, kata Presiden Jokowi.
Sekali lagi. Tidak ada nama lain capres Golkar selain Airlangga Hartarto! Keputusan ini diambil dalam forum tertinggi pengambil keputusan Partai Golkar. Internal solid mendukung dan semua kader Partai Golkar tahu itu. Bahwa ada juga kader Golkar yang “genit” seperti Bapak, itu biasa. Toh tak merubah keputusan yang sudah diambil dalam forum Munas.
Jadi pak Dahlan, Golkar bukan seperti ojek online (ojol) siapapun bisa datang dan naik seenaknya.