whatwonderfullworld.com – Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-29 dari Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) telah dibuka dengan penuh semangat di Batam. Acara ini menandai perayaan 30 tahun berdirinya IMT-GT, sebuah forum kemitraan yang fokus pada pembangunan ekonomi daerah untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sub-kawasan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, yang memimpin pertemuan tersebut, menyampaikan pentingnya IMT-GT dalam menghadapi tantangan global saat ini. Ia menyebutkan bahwa IMT-GT telah mencapai prestasi yang luar biasa, dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) kawasan meningkat signifikan dari USD20 miliar pada tahun 1993 menjadi USD405.7 miliar pada tahun 2021. Selain itu, total perdagangan dan investasi kawasan juga terus tumbuh, mencapai USD727 miliar dan USD20.1 miliar pada tahun 2022. Sektor pariwisata di kawasan ini juga berhasil pulih dan tumbuh meskipun mengalami tantangan selama pandemi COVID-19.
Menteri Airlangga menyoroti beberapa tantangan yang harus dihadapi, termasuk ketidakpastian global, perubahan iklim, dan kerawanan pangan dan energi. Ia mengajak untuk mendorong transformasi digital, mengembangkan ekonomi kreatif, hijau, dan biru, serta memaksimalkan sektor-sektor unggulan seperti pariwisata, pertanian, dan industri halal.
Dalam konteks konektivitas, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya meningkatkan konektivitas fisik dan digital untuk mendukung integrasi kawasan, sejalan dengan masterplan konektivitas ASEAN 2025. Selain itu, ia mendorong para Kepala Daerah IMT-GT yang tergabung dalam Chief Ministers and Governors Forum (CMGF) untuk mengubah paradigma dalam perencanaan pembangunan daerah, dengan fokus pada sinergi dan keselarasan.
Dalam sesi konferensi pers, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa pertemuan IMT-GT membahas berbagai isu strategis, termasuk upaya untuk memanfaatkan peluang ekonomi, transformasi ekonomi hijau dan biru, modernisasi industri karet dan kelapa sawit, pengembangan industri berbasis digital, industri kreatif, produk dan jasa halal, serta pariwisata terintegrasi.
IMT-GT memiliki visi untuk menjadi kawasan yang terintegrasi, inovatif, inklusif, hijau, dan berkelanjutan pada tahun 2036. Hal ini diharapkan dapat memperkuat Selat Malaka dan memajukan sektor pariwisata sebagai salah satu keunggulan IMT-GT.
Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli, juga mendukung IMT-GT sebagai kerja sama penting dalam mengatasi tantangan ekonomi global. Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Thailand, Julapun Amornvivat, berharap pertemuan ini akan menghasilkan hasil konkret dan memperkuat koridor ekonomi serta ekonomi biru.
Pertemuan PTM IMT-GT ke-29, yang berlangsung dari 26 hingga 29 September 2023, dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Sekretaris Kemenko Perekonomian, Deputi VI Kemenko Perekonomian, Plt. Deputi III Kemenko Perekonomian, Deputi VII Kemenko Perekonomian, Gubernur Kepulauan Riau, perwakilan Asian Development Bank, dan perwakilan ASEAN Secretariat.
IMT-GT tetap menjadi bukti nyata bahwa kerja sama regional yang kuat dapat mengatasi tantangan global dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat di seluruh sub-kawasan.