whatwonderfullworld.com – Dihadapkan dengan berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang terhambat, ASEAN telah menunjukkan resiliensi ekonomi yang mengesankan. Capaian tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7% pada tahun 2022 adalah bukti nyata bahwa kawasan ini mampu mengatasi tantangan tersebut. Pencapaian ini didorong oleh penguatan konsumsi domestik, perdagangan, dan investasi yang semakin berkembang.
Indonesia, yang dipercayai untuk memimpin ASEAN pada tahun 2023, telah mengangkat tema ambisius, “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,” dan menetapkan 16 Priority Economic Deliverables yang terbagi dalam tiga usulan strategis. Melalui tema ini, ASEAN bertekad untuk menjadi kawasan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan responsif terhadap potensi hambatan yang akan datang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pandangan ini dalam acara Champion for ASEAN Economic Future Breakfast pada Senin (4/09).
“Yang pertama kita mengamankan sektor pangan untuk Asia Tenggara dengan memiliki protokol, yang kedua untuk masa depan ASEAN kita mengadopsi ekonomi biru dan hijau, dan yang juga paling penting adalah memperkuat konektivitas yang menghubungkan regional ASEAN,” ungkapnya.
Selain tantangan ekonomi, digitalisasi juga menjadi isu penting yang terus dikembangkan. Untuk mengatasi hal ini, Menko Airlangga mengumumkan peluncuran ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), sebuah upaya kolaboratif antara negara-negara anggota ASEAN untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital yang terintegrasi.
DEFA bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan perdagangan, meningkatkan interoperabilitas, menciptakan lingkungan online yang aman, dan meningkatkan partisipasi UMKM.
Selain itu, penerapan DEFA juga diharapkan akan menjadi contoh terkait transaksi digital yang aman dan efisien. Keamanan data dalam transfer digital juga menjadi perhatian utama seiring dengan penguatan digitalisasi.
Dalam upaya menjaga ketahanan energi, ASEAN berfokus pada penggunaan energi terbarukan dan elektrifikasi transportasi melalui kendaraan listrik (EV). Potensi unggul dalam pengembangan ekosistem EV telah membuat ASEAN menjadi pusat perhatian dalam hal ini.
Menko Airlangga menyimpulkan, “Ini merupakan momentum yang tepat untuk ASEAN, saya yakin ASEAN dapat menjadi kunci dan berperan strategis dalam Indo-Pasifik.”
Kesempatan tersebut juga dihadiri oleh Founder and Executive Chairman of the World Economic Forum dan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dengan pemimpinannya yang kuat dan inisiatif yang ambisius, ASEAN berdiri sebagai kawasan yang siap mengatasi tantangan global dan memimpin dalam pertumbuhan ekonomi, digitalisasi, dan ketahanan energi di masa depan.