whatwonderfullworld.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Deputy Prime Minister/Minister for Plantation and Commodities Malaysia, H.E. Dato’ Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof, akan menghadiri rangkaian kegiatan Joint Mission ke Uni Eropa di Brussels, Belgia pada tanggal 30-31 Mei 2023.
Sebelum keberangkatan, Menko Airlangga bertemu dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E Mr. Vincent Piket, untuk membahas persiapan program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan Malaysia selama di Brussels.
Kegiatan Joint Mission ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan bilateral antara kedua menteri pada bulan Februari 2023 yang bertujuan untuk menyuarakan keprihatinan kedua negara terhadap European Union Deforestation Regulation (EUDR), yang dianggap diskriminatif dan berdampak negatif pada akses pasar sejumlah komoditas, terutama kelapa sawit ke Uni Eropa. Dalam misi ini, akan diidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil agar ketentuan tersebut tidak memberikan dampak negatif kepada para petani kecil kelapa sawit dan komoditas lainnya.
Menko Airlangga menyampaikan bahwa EUDR membebani petani kecil karena mereka harus mematuhi persyaratan administratif yang ditetapkan dalam regulasi tersebut. Ia juga menekankan bahwa peraturan ini dapat mengabaikan peran penting petani kecil dalam rantai pasokan global dan gagal mengakui signifikansi dan hak mereka.
Selain membahas EUDR, pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk membahas perkembangan Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Presiden Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, telah membahas perundingan tersebut saat pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima pada 21 Mei 2023. Kedua pemimpin sepakat untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan tersebut, dengan target akhir tahun ini atau paling lambat di awal tahun 2024.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah, serta Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan. Duta Besar Uni Eropa dan pejabat terkait dari Kedutaan Besar Uni Eropa di Jakarta juga ikut hadir dalam kesempatan ini.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Deputy Prime Minister/Minister for Plantation and Commodities Malaysia, H.E. Dato’ Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof, aktif mempromosikan kepentingan ekonomi kedua negara dan memperjuangkan keadilan bagi petani kecil dalam industri kelapa sawit dan komoditas lainnya.
Menko Airlangga dan DPM Malaysia, H.E. Dato’ Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof, berharap dapat menjelaskan kepada pejabat Komisi dan legislator Parlemen Eropa mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh European Union Deforestation Regulation (EUDR). Mereka menyoroti bahwa EUDR mempengaruhi akses pasar bagi komoditas seperti kelapa sawit dan dapat merugikan para petani kecil yang mengandalkan sektor ini sebagai mata pencaharian utama.
Selama Joint Mission di Brussels, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan DPM Malaysia akan melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat Komisi Eropa dan legislator Parlemen Eropa. Mereka akan berupaya menyampaikan argumen yang kuat dan fakta-fakta terkait industri kelapa sawit serta kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di Indonesia dan Malaysia.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Menteri Airlangga Hartarto dan DPM Malaysia juga akan membahas perkembangan Perundingan IEU-CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa. Kedua belah pihak telah berkomitmen untuk menyelesaikan perundingan ini dengan cepat dan mencapai kesepakatan akhir secepatnya, dengan target penyelesaian pada akhir tahun ini atau awal tahun 2024.
Pertemuan ini juga menjadi kesempatan bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Uni Eropa dan menjajaki potensi kerja sama di berbagai bidang ekonomi. Selain itu, melalui pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E Mr. Vincent Piket, juga terdapat upaya untuk memperdalam kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa dalam hal perdagangan dan investasi.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan bahwa keprihatinan dan argumen yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan DPM Malaysia dapat mempengaruhi kebijakan dan regulasi Uni Eropa terkait EUDR, sehingga memberikan keadilan bagi para petani kecil dan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia, Malaysia, dan Uni Eropa.