whatwonderfullworld.com – Peneliti Timor Barat Research Center Saka Ririhena ST, MS.i menyoroti keraguan kader Golkar terhadap Ketua Umumnya yakni Airlangga Hartarto. Di mana Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) sebelumnya mengkritik Airlangga terkait elektabilitas Airlangga yang masih rendah menyambut Pilpres 2024.
Airlangga juga diminta untuk lebih mendengar dan banyak turun kebawah agar menaikan elektabilitasnya untuk maju sebagai Capres
“Begini kalau mind set kader Golkar macam Melkias Mekeng yang minta Ketum Golkar harus turun ke lapangan maka selamanya Golkar tidak akan jadi Partai yang menguasai pemerintanan tapi hanya jadi Partai yang mengekor penguasa pemerintanan terbukti sejak reformasi Golkar belum pernah sekalipun menjadi Partai penguasa pemerintahan,” kata dia dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Senin (24/1/2022).
Menurutnya, sangat jelas bahwa mind set seperti ini justru mengambarkan individualistik dari kader kader Golkar dalam membesarkan Partai Golkar.
“Untuk membuat Partai Golkar menjadi Partai penguasa pemerintahan, maka kader Golkar diseluruh Indonesia mulai dari tingkatan desa hingga provinsi justru harusnya yang berjuang dibawah untuk menaikan citra dan tingkat elektabilitas dari Tokoh Golkar (Ketum Golkar)yang akan diusung menjadi Capres,” ujar pengamat politik itu.
Sebab, kata dia, perlu dicatat bahwa kalau diminta turun kebawah misalnya mengunjungi kota/kabupaten se Indonesia, sangat tidak cukup waktu bagi Airlangga.
“Bagaimana tidak, jumlah Kab/Kota saja mencapai 500 kab/Kota, kalau saja Ketum ber kunjung di satu kab atau Kota butuh 2 hari artinya dibutuhkan 1000 hari dan equivalent dengan 3 tahun,” paparnya.
Maka, perlu kerja Tim dan kerja koletif dari kader kader Golkar untuk turun kebawah dan mempromosikan serta mensosialisasikan program Partai dan kebijakan kebijakan yang sudah dilakukan oleh Airlangga sebagai bagian dari pemerintahan saat ini.
“Sifat individualis dari elite Golkar juga terbukti dari perolehan suara Partai yang kalah oleh Gerindra tapi menang dalam jumlah Kursi di DPR ini menunjukan bahwa kader Golkar hanya memikirkan diri pribadi untuk bagaimana mendapatkan suara untuk pribadinya dan bukan untuk partainya,” katanya.
Ia menilai, kalau kekuatan individualistik kader kader Golkar bisa menjadi kekuatan kolektif, maka dipastikan partai Golkar akan jadi partai yang akan menguasai pemerintahan dan Parlemen.
“Apalagi saat ini hanya partai Golkar yang jelas warna nasioanlismenya dan pancasila nya,” katanya.