whatwonderfullworld – Sebagai salah satu pemantik akselerasi peningkatan perekonomian nasional, Pemerintah terus melakukan penguatan hubungan bilateral dengan berbagai negara mitra, termasuk Inggris. Kemitraan antara Indonesia dan Inggris telah menunjukkan hasil yang konkret dalam berbagai sektor, seperti transisi energi, transportasi rendah karbon, perdagangan, investasi, dan pendidikan.
Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2022, Inggris telah mengalokasikan investasi langsung luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) di Indonesia hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar USD 628,3 juta dibandingkan USD 322,9 juta. Capaian tersebut menjadi bukti bahwa upaya penguatan kemitraan dan kolaborasi antara kedua negara telah membuahkan hasil yang positif.
“Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan keyakinannya bahwa kemitraan antara Indonesia dan Inggris akan mencapai tingkatan baru dan memberikan manfaat bagi kedua negara,” ujar Menko Airlangga dalam acara The United Kingdom King’s Birthday Reception yang diadakan pada Rabu (7/06).
Lebih lanjut, Menko Airlangga menekankan bahwa kemitraan yang dilakukan oleh Indonesia dan Inggris dalam berbagai sektor ini menerapkan konsep “lead by example” atau memimpin dengan contoh, salah satunya melalui kerja sama dalam transisi energi dan pengurangan deforestasi. Sebagai bagian dari kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP), Indonesia juga berencana meluncurkan Rencana Investasi Komprehensif senilai USD 20 miliar untuk mendorong transisi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Tak hanya itu, Indonesia dan Inggris juga telah membentuk Joint Economic and Trade Committee (JETCO) pada tahun 2022 dengan tujuan meningkatkan perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi yang menjadi kepentingan bersama. Dalam pertemuan awal JETCO, kedua belah pihak telah sepakat untuk fokus melakukan perundingan mengenai energi terbarukan, pertumbuhan hijau, makanan, minuman, dan sektor pertanian.
Melalui optimalisasi JETCO ini, Menko Airlangga berharap agar perdagangan bilateral kedua negara dapat kembali meningkat, mengingat adanya peningkatan sebesar 5,30% pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Menko Airlangga juga berharap agar kemitraan antara kedua negara dapat diperdalam melalui kerja sama dalam Free Trade Agreement (FTA).
“Kemitraan Indonesia dan Inggris harus terus mengarah pada pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan ini, kita perlu terus memperkuat kemitraan dua arah, perdagangan berkelanjutan, dan investasi hijau,” tambah Menko Airlangga.
Dalam acara tersebut, juga turut hadir beberapa tokoh penting, antara lain Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009 dan periode 2014-2019, H.M. Jusuf Kalla, Menteri Perhubungan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Duta Besar Britania Raya untuk Indonesia dan Duta Besar Britania Raya untuk ASEAN.
Kehadiran para tokoh tersebut semakin menggarisbawahi pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris dalam memperkuat perekonomian nasional. Diharapkan kerja sama yang erat antara kedua negara akan terus ditingkatkan melalui berbagai program dan inisiatif di masa depan.
Dengan adanya penguatan hubungan bilateral ini, diharapkan Indonesia dan Inggris dapat saling mendukung dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi dalam bidang energi, perdagangan, investasi, dan sektor lainnya, kedua negara dapat saling menguntungkan dan memberikan manfaat bagi masyarakatnya.
Kemitraan Indonesia dan Inggris menjadi contoh yang baik bagi negara-negara lain dalam membangun hubungan yang saling menguntungkan dalam bidang ekonomi dan pembangunan. Dengan terus memperkuat kemitraan ini, Indonesia dan Inggris dapat mencapai tingkatan baru dalam perekonomian dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi global.
Dengan demikian, penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris telah memberikan hasil yang nyata dalam berbagai sektor ekonomi. Melalui kerja sama yang terus diperdalam dan inisiatif baru, kedua negara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Kemitraan ini juga menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam membangun hubungan yang saling menguntungkan.