whatwonderfullworld.com – Pemerintah secara konsisten berupaya untuk melakukan penguatan kerja sama bilateral guna menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya dengan Jerman. Tercatat pada tahun 2022, total perdagangan Indonesia – Jerman mencapai USD 7,04 miliar dan realisasi investasi Jerman ke Indonesia sebesar USD 195,5 juta.
Dengan potensi tersebut, Pemerintah terus mendorong kebijakan strategis hilirisasi guna meningkatkan added value serta membangun kerja sama yang lebih optimal.
Di sela-sela rangkaian kunjungan Kerja di Jerman untuk menghadiri pembukaan Hannover Messe 2023, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan diri melakukan pertemuan dengan Diaspora Indonesia di Jerman, Sabtu (15/04) bertempat di Kedutaan Besar RI, Berlin.
Mengawali pertemuan tersebut, Menko Airlangga menjelaskan terkait kondisi geopolitik global yang mempengaruhi harga energi dunia, hingga kebijakan Indonesia menyerap kenaikan harga dalam bentuk subsidi listrik dan bahan bakar minyak mencapai lebih dari Rp500 triliun.
“Inflasi relatif terkendali. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 dapat tumbuh mencapai 5,3% (YoY), atau tertinggi kedua di G20 setelah Arab Saudi,” jelas Menko Airlangga.
Adapun nilai total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa tercatat mencapai USD 26 miliar, meskipun masih tertinggal dari Vietnam yang mencatat nilai perdagangan dengan Uni Eropa sebesar lebih dari 60 miliar.
“Salah satu yang berperan besar pada tingginya nilai perdagangan bilateral Vietnam dengan Uni Eropa adalah keberadaan perjanjian perdagangan bebas,” tukas Menko Airlangga.
Selanjutnya, Menko Airlangga juga menekankan bahwa hubungan kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa dapat ditingkatkan salah satunya dengan mendorong percepatan penyelesaian perundingan Indonesia – European Union CEPA (IEU-CEPA) yang sudah dimulai sejak tahun 2016.
Dengankesepakatan IEU-CEPA tersebut diharapkan berbagai hambatan perdagangan seperti isu diskriminasi sawit, gugatan terhadap sumber mineral (nikel) di WTO dan isu deforestasi dapat terselesaikan.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menjabarkan terkait potensi resesi di tahun 2023 yang hanya sebesar 3% saja. Penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh Indonesia juga diakui sebagai salah satu yang terbaik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Pada gelaran Presidensi Indonesia di G20 tahun lalu, Indonesia berhasil set the tone, antara lain dicapainya konsensus dari semua negara anggota yang menyepakati G20 Bali Leaders’ Declaration, termasuk menyatukan posisi Rusia dan negara – negara G7 yang tengah berseteru karena perang di Ukraina. Indonesia memandang perlu untuk menjaga hubungan yang seimbang dengan semua negara di dunia. Keberhasilan pendekatan diplomasi Indonesia tersebut sangat diapresiasi oleh negara – negara lainnya,” jelas Menko Airlangga. Selanjutnya pahun ini, Indonesia juga menjabat sebagai Chairman ASEAN dan berupaya untuk bisa menghasilkan berbagai terobosan penting, termasuk integrasi digital ekonomi di kawasan ASEAN.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga turut menjelaskan lebih lanjut terkait keunggulan Indonesia dalam pengolahan sumber daya alam hingga potensi besar berupa sumber daya manusia yang melimpah dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan nasional. Untuk itu, Menko Airlangga memandang perlu agar Indonesia dapat mempercepat proses pembangunan dengan memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki.
Selain itu, isu penting lainnya yang mengemuka pada pertemuan tersebut adalah dorongan peningkatan kerja sama antara industri dan institusi pendidikan menengah, yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Vokasi.
“Pemerintah RI sangat fokus pada pengembangan SDM. Ketika menetapkan target peningkatan income per capita dari USD 4000 ke USD 12.000, salah satu yang harus dibangun adalah sumber daya manusia. Sebagai bukti keseriusan, Pemerintah RI bahkan memberikan insentif berupa super deduction tax hingga 200%,” tegas Menko Airlangga. Diaspora Indonesia di luar negeri diharapkan juga dapat mendorong kerjasama konkret dalam agenda pembangunan nasional.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Menteri Perindustrian, Duta Besar LBBP RI untuk Republik Federal Jerman, Sekretaris Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah Kemenko Perekonomian, perwakilan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman, hingga perwakilan Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI) di Jerman. (fwh/aay/dep7/dft/hls)