whatwonderfullworld.com – Lembaga Survei Timur Barat Research Center (TBRC) merilis hasil survei persepsi masyarakat terhadap tokoh partai politik yang berpotensi menggantikan Presiden Joko Widodo di Pemilu 2024 mendatang.
Dari sembilan nama ketua umum partai politik yang memiliki kursi di parlemen Senayan, TBRC menemukan nama Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menduduki posisi teratas.
Direktur Eksekutif TBRC Yohanes Romeo menuturkan, sebanyak 2.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia menyebutkan nama Airlangga dipilih sebagai calon presiden 2024.
Hal tersebut wajar, kata Yohanes, karena masyarakat memahami aturan syarat ambang batas pencalonan presiden hanya partai politik yang memenuhi minimal 20 persen yang kemudian bisa mengajukan calon presiden.
“Ketua Umum Partai Golkar paling banyak dipilih, yaitu dipilih sebanyak 29,8 persen. Kemudian di urutan kedua ada Ketum Gerindra Prabowo Subianto dipilih sebanyak 22,8 persen,” tutur Yohanes dalam rilis surveinya, Selasa (22/3/2022).
Yohanes menambahkan, di bawah nama Prabowo, muncul nama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan 10,1 persen. Disusul Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (4,6 persen) dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (4,4 persen).
Nama Airlangga juga muncul sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi pada dua simulasi yang dilakukan pada survei TBRC, yakni, melalui simulasi pertanyaan spontan dan pertanyaan tertutup.
Pada simulasi pertanyaan spontan, Airlangga dipilih 13,7 persen responden. Di urutan kedua, muncul nama Prabowo yang dipilih 13,6 persen, disusul nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 7,8 persen.
Sedangkan dalam simulasi pertanyaan tertutup terhadap 17 nama, Airlangga Hartarto berada di urutan teratas dengan meraih suaranya sebesar 20,2 persen. Di urutan kedua ditempati Prabowo Subianto dengan perolehan 14,6 persen, lalu Ganjar Prabowo 9,8 persen, Andika Perkasa 6,40 persen.
Menurut Yohanes, tingginya tingkat keterpilihan Airlangga berkorelasi dengan posisinya sebagai Menko Perekonomian dengan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi–Ma’ruf saat ini.
“Khususnya yang berkaitan dengan perekonomian, masyarakat menunjukkan indikator tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi hingga 81,2 persen untuk masalah perekonomian,” ujar Yohanes.
Selain itu, tingginya elektabilitas Airlangga dari semua nama potensial capres juga diikuti meroketnya elektabilitas Partai Golkar.
Pada simulasi pertanyaan spontanitas, Partai Golkar dipilih sebanyak 13,8 persen responden. Posisi kedua ditempati Partai Gerindra dengan 11,6 persen. PDIP yang menjadi partai pemenang Pemilu 2019 harus merosot di urutan ketiga dengan 11,4 persen.
Golkar juga menempati urutan teratas pada pertanyaan yang disajikan dalam daftar kuesioner parpol pilihan jika pemilu digelar saat survei. Golkar meraih persentase 17,4 persen disusul Gerindra 14,9 persen, dan PDIP 14,7 persen.
Yohanes mengaku survei ini digelar pada 2 hingga 17 Maret 2022. Survei menggunakan metode multistage random sampling, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan memiliki margin of error -/+ 2,1 persen.
Menanggapi hasil survei TBRC, Direktur IRekap (Institut Riset dan Kajian Publik} Taufik Lamade di Jakarta, Selasa (22/03/2022), mengatakan bahwa Partai Golkar berpotensi masuk dua besar dan memenangkan Pemilu 2024 mendatang. Potensi ini dikarenakan Partai Golkar memiliki penyangga suara nasional dari daerah yang sangat kuat.
Menurut Taufik Lamade, Partai Golkar mempunyai banyak tokoh kuat di daerah. Para tokoh lokal yang kuat tersebut mempunyai massa masing-masing. Pengikut tokoh kuat di lokal itulah yang kemudian menjadi penyanggah secara nasional.
‘’Ibaratnya, tokoh lokal itu seperti sapu lidi. Kekuatannya di daerah, bukan pusat,’’ tandas alumni pasca sarjana Universitas Indonesia di bidang ilmu politik ini.