whatwonderfullworld.com – Dinamika Survei Indonesia (DSI) merilis hasil survei persepsi masyarakat terhadap dinamika politik nasional jelang Pemilu 2024. Hasil survei ini juga memotret persepsi masyarakat dalam memberikan pilihan pada partai politik dan figur yang cocok menjadi presiden 2024 nanti.
Direktur Eksekutif Survei Nasional (DSI) Permadi Yuswiryanto mengatakan dua tahun terakhir ini, pilihan masyarakat terhadap partai tidak begitu beranjak jauh dengan hasil Pemilu 2019. Meski demikian, dinamika tingkat keterpilihan parpol tetap terbuka selama tiga tahun ke depan.
Menurut Permadi, hingga jelang Pemilu 2024, terekam dari hasil survei partai-partai politik yang saat ini memiliki kursi di DPR RI, hanya 7 partai politik berpeluang lolos ambang batas parlemen 4 persen sebagai salah satu syarat untuk bertahan di lembaga legislatif nasional tersebut. Sedangkan partai-partai debutan baru tidak ada yang lolos melewati ambang batas.
“Hal ini terpotret dari pilihan 2500 responden dalam survei, ketika diminta untuk memilih parpol jika pemilu digelar saat survei dilakukan, dimana Partai Golkar berhasil menempati urutan pertama dengan tingkat elektabilitas 16,1 persen, walau hasil menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil pemilu 2019 dan survei DSI pada bulan Desember 2021 menunjukkan tingkat keterpilihan Golkar sebesar 13,6 persen,” kata Permadi dalam keterangan yang diterima awak media, Sabtu (19/3/22).
Urutan kedua ditempati PDI Perjuangan dengan tingkat keterpilihan 14,8 persen, disusul oleh Partai Gerindra di urutan ketiga dengan perolehan 14,6 persen, Demokrat 7,2 persen, PKS 6,3 persen, PKB 5,2 persen, dan Partai Nasdem mengantongi 5,1 persen.
Adapun partai-partai peserta pemilu 2019 yang tidak berpeluang lolos ambang batas atau di bawah 4 persen dalam survei ini masing-masing memiliki tingkat elektabilitas yaitu PAN 2,2 persen, PPP 1,7 persen, Perindo 2,1 persen, Partai Hanura 1,1 persen, PBB 1,1 persen, Partai Garuda 1,3 persen, PSI 1,1 persen, Partai Berkarya 0,8 persen, dan PKPI 0,2 persen.
“Sedangkan partai-partai politik baru yang sedang berproses untuk menjadi peserta pemilu yakni Partai PRIMA tingkat keterpilahannya sebanyak 1,9 persen, Partai Gelora 0,9 persen, Partai Umat 0,2 persen dan tidak memilih sebanyak 16,1 persen,” terang Permadi.
Sedangkan, kata permadi, 93,4 persen dari 2500 responden menginginkan sosok yang cocok meneruskan pimpinan Jokowi adalah sosok yang kerja keras dan terbukti kerjanya memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat. Kemudian 86,8 persen responden menginginkan sosok yang berpengalaman di birokrasi pemerintahan serta memiliki dukungan parpol yang kuat di parlemen kemudian 60,8 persen responden menginginkan pemimpin yang merakyat.
“Hasil temuan ini menunjukan trend yang mulai bergeser dari sosok presiden yang merakyat sebelumnya ke sosok presiden yang program-program kerjanya bisa memberikan benefit dan peningkatan kesejahteraan pada masyarakat,” terangnya.
Selanjutnya, kata Permadi, nama Ketua Umum partai Golkar, Airlangga Hartarto mendapatkan elektabilitas tertinggi dari preferensi publik terhadap tokoh-tokoh yang paling banyak dipilih jika Pilpres digelar hari ini.
“Airlangga Hartarto dianggap sebagai representasi sosok presiden yang diinginkan masyarakat dengan perolehan 21,7 persen. Sementara Prabowo berada di urutan dua dengan perolehan angka 17,8 persen. Adapun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di urutan ketiga dengan perolehan 15,6 persen,” ungkap Permadi.
Setelah itu, ada nama Jenderal Dudung Abdurachman dengan tingkat keterpilihan sebanyak 6,2 persen, diikuti oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebanyak 4,3 persen, dan Ketua DPR RI Puan Maharani dengan angka 3,4 persen.
Sementara tokoh lainnya ada Kepala KSP Moeldoko dengan angka 3,2 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 2,6 persen, Mendagri Tito Karnavian 3,2 persen, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa 1,1 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 2,6 persen dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 1,8 persen, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo 1,1 persen, Menko Polhukam Mahfud MD 1,1 persen, dan Ridwan Kamil 2,8 persen.
Sedangkan responden yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan (undecided) sebanyak 12,3 persen.
Survei ini dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dari tanggal 2-15 Maret 2022. Responden dari penelitian ini adalah Warga Negara Indonesia yang sudah berumur di atas 17 tahun yang sudah memiliki hak pilih yang tersebar di 479 kabupaten/kota di Indonesia dengan berdasarkan pada Jumlah pemilih pada pilpres 2019 yang ada, yaitu 190,77 juta jiwa.
Total sampel survei DSI berjumlah 2500 Orang yang diperoleh melalui metode multisatge random sampling dan memliki ukuran kepastian mengenai seberapa akurat sampel mencerminkan populasi sebesar 95 persen dengan Margin of error 1,92 persen.
Terkait hal ini, Politikus Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, hasil survei yang ada tak lantas membuat pihaknya berpuas diri. Pasalnya, kata dia, Pilpres dan Pileg masih dua tahun lagi.
“Kami terus bekerja untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas Ketua Umum kami, Pak Airlangga Hartarto, sebagai calon Presiden RI pada Pilpres 2024 nanti dan terus meningkatkan kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2024,” ujar Ace.
“Soal nama Pak Airlangga digambarkan ada pada posisi untuk unggul atau sebaliknya, tidak menyurutkan kami untuk terus berjuang meningkatkan elektabilitas beliau. Masih ada waktu dua tahun untuk bekerja,” tambahnya.
Menurut Ace, pihaknya merasa yakin bahwa Airlangga akan memenangkan Pilpres 2024 karena memiliki tiket untuk maju menjadi Capres. Karena pada akhirnya masyarakat akan disodorkan pada konfigurasi Capres sesuai dengan dukungan partai politik.
“Selain bahwa Pak Airlangga sendiri memiliki kompetensi, tak hanya dukungan politik, tetapi juga kemampuan teknokratik dalam melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024, terutama dalam bidang ekonomi. Prestasinya sebagai Menko Perekonomian dan Ketua Komite KCPEN menunjukan kinerja beliau diapresiasi masyarakat,” pungkas Ace.