whatwonderfullworld.com – Dalam pembukaan Rapim Polri 2022, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perang Rusia dengan Ukraina yang tengah berlangsung akan memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia. Menurut Menko Airlangga, dampak yang akan terasa dari konflik kedua negara tersebut adalah kenaikan harga berbagai komoditas.
Pertama, melonjaknya harga kepala sawit. Airlangga menyebut harga kelapa sawit naik dari US$1.200 per ton menjadi US$1.700-an per ton atau meroket 40 persen.
“(Perang) ini akan sangat mengganggu pasokan minyak nabati (vegetable oil) yang diproduksi oleh Ukraina dan Rusia,” ujar Airlanggam pada Rabu (2/3).
Kedua, kenaikan harga minyak mentah (crude oil) global menjadi di kisaran US$100-US$120 per barel.
“Kemudian harga gas naik ke US$50,” tambahnya.
Kondisi tersebut, menurut Airlangga, akan mengganggu rantai pasokan energi seluruh dunia. Bagi Indonesia, kenaikan harga akan berpengaruh karena masih ada migas yang diimpor dari Rusia.
Ketiga, kenaikan harga atau pasokan untuk gandum dan sereal yang sebelumnya banyak dipasok oleh Ukraina.
Keempat, RI harus mencari negara substitusi impor atau penerima ekspor sementara akibat pembekuan akses Rusia ke SWIFT, jaringan sistem pembayaran terbesar di dunia.
Airlangga merincikan ketergantungan impor RI terhadap Rusia ialah produk besi atau baja, pupuk, bahan bakar mineral, komponen pesawat, senjata dan amunisi, hingga garam dan sulfur.
Sementara, ekspor RI ke Rusia yang paling besar adalah minyak nabati, kopi dan teh, footwear, electrical equipments, karet, hingga machinery.
Selain itu juga, impor terbesar Ukraina ke RI adalah gandum sereal, besi baja, dan gula. Adapun, ekspor terbesar RI ke Ukraina adalah minyak nabati, kertas, dan footwear.