whatwonderfullworld.com – Sejak Klemens Tinal meninggal dunia karena sakit pada tahun lalu, posisi Wakil Gubernur Papua pun masih kosong. Hal tersebut mendorong koalisi Papua Bangkit II agar segera memutuskan Wagub baru untuk membantu Lukas Enembe dalam membangun dan menyelesaikan berbagi persoalan kompleks di Provinsi Papua.
Sebenarnya tidak sulit bagi partai koalisi untuk menentukan penggantinya karena sudah ada dua nama yang diusulkan oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, untuk mendampingnya memimpin Provinsi Papua. Dua nama tersebut adalah Kenius Kogoya, Sekretaris KONI Papua dan Yunus Wonda DPR Papua.
Arief Poyuono, politikus Gerindra buka suara dan menyarankan agar pimpinan partai politik atau parpol di pusat selaku pengusung duet Lukas Enembe dan almarhum Klemens menyetujui usulan terhadap dua nama calon Wagub Papua tersebut.
Arief mengingatkan, keinginan Lukas Enembe mesti diperhatikan, karena Wagub Papua yang akan terpilih itu nantinya akan berkolaborasi dengan Lukas selaku Gubernur Papua saat ini.
Menurutnya, parpol pengusung terkesan membiarkan kursi Wagub Papua kosong. Sebab, posisi Papua-2 kosong sejak Klemens Tinal meninggal karena sakit pada 21 Mei 2021.
“Ini kok terkesan justru parpol-parpol pengusung seakan-akan membiarkan kekosongan Wagub Papua. Padahal, infonya Lukas Enembe sudah menyerahkan dua nama kandidat Wagub Papua yang dipilihnya itu kepada parpol koalisi pengusung,” kata Arief kepada wartawan, Kamis (10/2/2022).
Bagi Arief, jika lama dibiarkan kosong maka ia mengkritik tanggung jawab dan kepedulian pimpinan parpol pengusung. Hal ini karena menyangkut kondisi pemerintahan dan pelayanan di Papua.
Dia pun heran karena ada isu parpol pengusung justru mengajukan nama eks Kapolda Papua Paulus Waterpauw menjadi Wagub Papua.
Menurut dia, bila benar parpol pengusung seperti itu maka seperti tidak peduli dengan suara rakyat Papua yang sudah memilih di Pilkada 2018.
“Ini juga bukti kalau suara masyarakat Papua pemilih parpol pengusung pada Pemilu 2014 tidak dipedulikan sama sekali oleh parpol pengusung tersebut. Sebab bagaimanapun Paulus Waterpauw itu bukan kader partai,” sebut aktivis buruh itu.
Karena itu, Arief meminta agar parpol pengusung bisa mempertimbangkan dua nama yang diusulkan Lukas Enembe. Dari dua nama itu, katanya, segera ditentukan salah satu sosok pengganti Klemens Tinal.
“Toh, dua tokoh yang diusulkan untuk posisi wagub Papua itu juga asli kader partai yang mengusung pasangan Lukas Enembe dan Klemens Tinal di Pilkada 2018,” tutur Arief.
Sebelumnya, saran serupa sempat disuarakan pengamat politik dari Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin.
Dia mengatakan sebaiknya posisi Wagub Papua agar segera diisi. Dia menekankan demikian karena Papua merupakan salah satu provinsi dengan persoalan yang kompleks.
“Jangan biarkan kursi Wagub Papua kosong. Bagaimanapun gubernur butuh wakilnya agar optimal menjalankan tugas sangat berat di Papua,” kata Ujang, Senin (31/2/2022).
Untuk diketahui, pasangan Lukas Enembe-Klemens Tinal diusung gabungan parpol yang mengatasnamakan Koalisi Papua Bangkit II. Ada 10 parpol pendukung yaitu Golkar, Demokrat, Nasdem, Hanura, PKB, PAN, PKPI. Selain itu, ada PPP, PBB, dan PKS.
Tarik ulur penentuan pengganti Klemens disinyalir karena anggota koalisi parpol Koalisi Papua Bangkit punya kesempatan sama mengajukan calon pengganti Klemens. Dengan sosok yang diusung sebagai Wagub Papua maka diharapkan bisa jadi tokoh baru untuk memenangi Pilgub Papua di Pilkada 2024.