whatwonderfullworld.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ternyata memiliki darah Pasundan.
Dari cerita Ketum partai Golkar ini terungkap bahwa Uwa atau pamannya adalah pahlawan kemerdekaan asal Jawa Barat (Jabar), yakni Letnan Kolonel (Letkol) Eddy Sukardi, yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Sukabumi.
Airlangga Hartarto bercerita, Letkol Eddy Sukardi memimpin pertempuran di tanah Pasundan pada tanggal 9 Desember 1945.
“Pertempuran 9 Desember 1945 di Bojongkokosan yang dipimpin oleh Letkol Eddy Sukardi ditetapkan sebagai hari juang Siliwangi,” terangnya, saat berbincang santai bersama tokoh adat Sunda dalam forum silaturahmi di Jakarta, Kamis, (10/2).
Hari Juang Siliwangi untuk menghormati jasa uwa-nya tersebut, kata Airlangga, telah ditetapkan sejak tahun 2004.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, dipilihnya nama uwa dari Menko Airlangga sebagai nama jalan di Sukabumi adalah bentuk penghormatan terhadap jasa Letkol Eddy Sukardi.
Edy Sukardi diketahui berjasa selama masa perang kemerdekaan RI. Saat menjabat sebagai Komandan Resimen III TKR dengan pangkat Letkol. Ia memimpin perang melawan pasukan sekutu yang dipimpin Inggris, di sepanjang jalur Bojongkokosan, Sukabumi-Cianjur.
Dalam pertempuran yang terjadi Desember 1945-Maret 1946, Eddy dan pasukannya berhasil membuat tentara Inggris dan pasukan Gurkha, kocar-kacir.
Banyak serdadu yang gugur. Bahkan 150 kendaraan tempur hancur. Termasuk, tank Sherman, kendaraan tempur legendaris dalam Perang Dunia II.
Besarnya kerugian dan korban akibat kekalahan itu, membuat parlemen Inggris marah. Peristiwa itu dikenal sebagai Palagan Bojongkokosan.
Selepas perang, Eddy sempat menjadi panglima di Kalimantan. Ia mengakhiri kariernya sebagai tentara pada 1957 dengan pangkat kolonel. Pada 5 September 2014, Eddy meninggal dunia di Bandung.
Sejarah mencatat keberanian dan perjuangannya semasa perang kemerdekaan sebagai salah satu komandan gerilyawan Indonesia yang disegani militer Inggris pada 1946.